m88

Rabu, 25 Januari 2017

sex dengan mantanku Ina

Seperti biasa, sepulang kerja aku duduk di teras. menghisap sebatang rokok sambil cek sosial media yang ada. "Kamu pulang jam berapa? aku mau main kerumah", sebuah pesan yang baru kubaca dari mantanku, Ina. Begitu melihat namanya, langsung teringat kemolekan tubuhnya yang sintal, wajahnya yang manis dan dadanya yang cukup besar. Kami berpacaran saat SMA dulu, lalu hubungan kami harus kandas karena ayahnya yang tau bahwa aku berbeda agama. Sampai saat ini, Ina masih sering mengucap "aku sayang kamu" meski kami sudah saling bergonta ganti pacar. untuknya, tak ada yang lebih nyaman daripada bersamaku. Saat berpacaran dulu, kami berpacaran dengan sewajarnya. tidak ada yang spesial kecuali berciuman. Ina bukan wanita yang murahan, aku pernah melihat Ina menampar salah satu pacarnya dulu hanya karena menyentuhnya. katanya, dia enggan disentuh lelaki yang tidak membuatnya nyaman. "Aku udah dirumah sih, na. kamu mau kesini?" ujarku. "Iya, udah lama ga ketemu kamu dan keluargamu." balas pesannya cepat. "Yaaaah.. seisi rumah lagi pergi pulang kampung, na. cuma ada aku." jawabku lagi. "Yaudah gapapa kan masih bisa ketemu kamu. 5 menit lagi aku sampai." balasnya. Aku rasa belum sampai 5 menit, dia sudah muncul depan pagar rumahku. ku buka gerbang rumah dan terkejut melihatnya yang tambah cantik. menggunakan blouse biru dan rok mini dengan warna yang sepadan. Semenjaj bekerja, dia jadi lebih cantik dan seksi. tuntutan pekerjaan? entahlah. 15 menit berlalu dengan pembicaraan basa-basi. dan hujanpun turun. Aku ajak Ina masuk rumah supaya lebih hangat. baru saja beberapa langkah dari pintu masuk rumah, Ina memelukku dari belakang. sangat erat. Ina berbisik lirih "aku kangen banget sama kamu." Aku membalikan badanku dan memeluknya erat. entah siapa yg memulai, bibir kami saling berpagutan. cukup lama kami saling menciumi dan bermain lidah sampai akhirnya ku giring Ina duduk di sofa tanpa melepas pelukan dan ciuman. Mataku tertuju pada gundukan dibalik kemeja dan blousenya. besar dan terlihat sangat menggoda. Ina menangkap lirikan mataku dan melepas cumbuannya. "Duh mati, marah deh dia." ujarku dalam hati. Tak disangka, Ina justru berucap "kamu mau pegang?" seraya mengarahkan tanganku ke dadanya. Tanpa berfikir panjang, ku remas dadanya dari balik blouse. masih terhalang kemeja dan bra nya namun sudah sangat terasa begitu lembut dadanya. wajah Ina memerah. ia memekik kecil ketika aku remas dadanya lebih kencang. Terbawa oleh nafsu, tanpa sadar ku ucap "Na, aku mau lihat dalamnya." dan dengan cepat Ina membuka kancing blousenya sendiri. "Sisanya kamu buka sendiri aja." ujarnya penuh yakin. seperti perintah yang tak boleh dibantah, aku menuruti dan melucuti kemejanya. terlihat kulit tubuhnya yang eksotis dan mengkilat oleh keringat. langsung ku buka bra nya dan menyembullah dua bongkah payudara yang indah. terlihat sebuah angka 36B dibalik bra nya. "Kamu suka nggak? baru kamu loh yang lihat." ujarnya. aku menjawabnya dengan mengecup dadanya. dan ku lanjut dengan menjilat serta menghisap dadanya. "Ummmhhhh... kamu nakal. ummmhhh..." desah Ina menikmati. Cukup lama aku memainkan payudaranya yang wangi. aku remas, aku cium, aku jilati dan ku hisap payudaranya. apapun kulakukan yang membuatnya merasa keenakan. "Aaah.. ahhh... duuuh aku ga kuat.. mmmhh.. telanjangi aku.... pakai aku sepuasmu.." racau Ina tergesa gesa. "Ina kamu serius?" tanyaku memastikan. nafsu yang diujung tanduk masih kucoba tahan demi mendapat jaminan. "Iyaaa... aku rela kamu apa apain... aku sayang kamu.." jawab Ina meyakinkanku. Bak durian runtuh, akupun langsung menyibakkan roknya. menciumi vaginanya dari balik celana dalamnya. lalu dengan sekali tarik, aku meloloskan celana dalamnya dan ku lempar jauh seolah tak memperbolehkannya mengenakan lagi. Vaginanya sudah sangat basah. mengkilat, merah muda dihiasi bulu halus yang cukup lebat. Wangi khas selangkangan kaum hawa ini membuatku tak tahan untuk menghabisinya. ku jilati clitorisnya yang cukup besar penuh nafsu. "Aaahhh.... kamu.. jo... ahhh... rok ih.. memekku kan buat pipis mmmhhh.. kok dijilat aaaaaassshhh.." ujar ina terbata-bata. "Yaudah aku berenti nih ya?" kataku menggoda. "Aaahhh.. terusin.. terusin yang.. enaaaak..." pinta Ina. Akupun melanjutkan aktifitasku dengan lebih bergairah. aku jilati lubang kemaluannya lalu kumasukan jari tengahku. "Aaaaaaahhhh!" Ina memekik. Aku sodok pelan kemaluannya dengan jemariku. hingga Ina mulai beradaptasi dengan jariku, ku gerakkan lebih cepat sambil tak lupa memainkan clitorisnya dengan lidah dan tangan kiriku meremas payudaranya. "Buka bajumu juga doooong.. aku pengen liat punyamu." ujar Ina memohon. Ku buka baju dan celanaku hingga bugil. merasa tidak adil, ku buka juga rok dan kemeja yg masih melekat ditubuhnya. kami berduapun telanjang bulat. Sedikit ragu namun penasaran, Ina menyentuh kemaluanku dan menggenggamnya erat. "Punya cowok segede gini ya? ini yg dimasukin ke memek kaya di film film?" tanya Ina tidak percaya. "Iya Ina, kontol ini yang akan masuk dan menyodok memek sempitmu." jawabku penuh nafsu. Entah keberanian apa yang menghinggapi Ina, ia memasukan batang kejantananku ke dalam mulutnya. hangat, lembab, dan enak. Beruntungnya jaman sekarang yang cukup mudah mengakses hal porno, Ina bisa memainkan batangku dengan nikmat seperti adegan dalam film porno. mengulum, menghisap dan mengocok penuh semangat. ah.. nikmatnya. Permainanya berhenti, ia menghampiri wajahku dan menciumku seraya berbisik "ayooo masukin.." kemudian Ina terlentang di sofa sambil mengangkang. memperlihatkan lubang kemaluannya yang telah siap aku setubuhi. Aku mengambil ancang ancang, aku gesekan dulu penisku di liang senggamanya. Ina melenguh "aaahhh mmhhh masukin yang masukin. perawanin aku mmmhhhh... ayooo..." dengan terbata bata. Aku tetap bermain di vaginanya. aku gesek kepala kejantananku ke klitoris Ina. tetibatangan Ina meraih batangku yang sudah sangat tegang dan mengarahkan kepalanya ke lubang kenikmatannya. Aku mendorongnya pelan diiringi desahannya Ina yang semakin tak karuan. ku dorong lagi lebih dalam dan berhenti ketika Ina berteriak "AAAAAHHHH!! PERIIIH!" Aku diam, menunggu senggamanya beradaptasi dengan batangku sambil mengecup bibirnya. "Tahan sedikit sayang." katakumenenangkannya. Ina mengangguk. aku tarik sedikit batangku dan terlihat darah mengiringi keluarnya batangku. Aku memerawaninya. Aku masukan lagi perlahan kejantananku. terdengar desahan nikmat keluar dari mulut Ina pertanda dia mulai menikmati. Ku genjot vaginanya lebih cepat sambil lebih memasukan penisku lebih dalam. "Aaahhh mmhh aaaahhh enak iyah... ahhhh terus... aaaaaaahhh sayang aaahhhh..." racau ina tak karuan. Ku genjot terus Ina semakin cepat. membiarkannya mendesah nikmat seolah aku tak punya tetangga yang mungkin saja bisa dengar. "Bodoamat deh, paling ketutup suara ujan" ujarku dalam hati. Tak seberapa lama, Ina semakin meracau tak menentu. tubuhnya bergetar hebat dan melengkung keatas. membusungkan dadanya seraya berteriak "aaaa... aaaakuu... ke...luu...aaarrrrr!" Kutusuk yang dalam lalu kudiamkan. ku biarkan Ina menikmati orgasmenya. terasa batangku seperti disembur didalam. Ina terengah menikmati sisa orgasmenya. Ku remas dadanya gemas sambil ku ciumi bibirnya. Ina mulai membalas dengan bermain lidah dalam mulutku. Akupun mulai menggoyangkan pinggangku maju mundur. desahan kembali menyelimuti ruang tamu. 15 menit berlalu, Ina kembali meracau dan tubuhnya mulai bergetar kembali. Aku yang tak tahan melihat tubuh seksinya menggeliatpun menjadi sangat terangsang, kami siap orgasme. "Ina.. ahh Inaa.. aku mau keluar..." kataku ditengah desahan kami. "Iyaaahh.. mmmhh ahhh aku ahhh juga... keluarin di dalem aja yang.. hamilin aku.. milikin aku..." jawabnya. Aku menghentakkan pinggulku yang membuat Ina semakin kelojotan. Aku tak tahan. aku hujam vaginanya dengan cepat dan mencabutnya. Ina keluar. akupun keluar. spermaku muncrat diperutnya. Ina menatapku heran. "Kenapa diluar?" tanyanya. "Maaf Ina, kita tetep gabisa sama-sama." jawabku lirih. Ina terdiam. Cukup lama merenung dan menangis. lalu menghapus airmatanya dan mengecupku. "Yaudah. Gapapa. makasih ya udah buat aku nikmat. aku hargai keputusanmu. aku sayang sama kamu." ujar Ina sembari mengumpulkan pakaiannya dan berjalan masuk kamar mandi. Setelah kita berdua rapi. hujan berhenti. Ina pun berpamitan untuk pulang. Pelukan yang hangat serta kecup bibir menghiasi perpisahan malam itu. "Mmm... sayang. walaupun aku kecewa sama keputusanmu. aku cukup senang. aku meberikan tubuhku untukmu. dan kita berdua menikmatinya. kalau ada waktu, main lagi ya?" ujar Ina dengan senyum yang mengembang. Aku mengantar Ina sampai gerbang dan melepas kepergiannya. Aku minta maaf dan berterimakasih, Ina. kamu sangat tulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

m88